Konsultasi Dokter Spesialis Kandungan dan Tempat USG 4D Murah

Dokter kandungan adalah spesialis dokter yang paling diperlukan dan ditemui oleh kaum wanita. Khususnya para ibu hamil yang ingin memeriksakan kandungannya. Namun ternyata terdapat dua subspesialisasi yaitu kebidanan dan ginekologi. Apa perbedaannya? Berikut penjelasannya.

Klinik Utama GoMem Poli Kebidanan dan Kandungan

Latar Belakang Dokter Spesialis Obgyn

Kebidanan hanya mencakup kehamilan, persalinan, dan periode postpartum. Sedangkan ginekologi meliputi kesehatan sistem reproduksi wanita, uterus, ovarium, dan payudara. Dua subspesialisasi ini biasa disingkat OBGYN atau OB / GYN dalam bahasa Inggris.

Untuk masa pendidikannya, dalam program pelatihan pascasarjana untuk kedua bidang biasanya digabungkan, yaitu mempersiapkan dokter spesialis kandungan-kebidanan untuk menjadi mahir dalam perawatan kesehatan organ reproduksi wanita dan pada manajemen kehamilan, meskipun banyak dokter melanjutkan untuk mengembangkan minat sub-spesialisasi dalam satu bidang atau lain.

Obat ibu-janin

Subspesialisasi obstetris, kadang-kadang disebut sebagai perinatologi, yang berfokus pada manajemen medis dan bedah kehamilan berisiko tinggi dan pembedahan pada janin dengan tujuan mengurangi morbiditas dan mortalitas.

Endokrinologi dan infertilitas reproduksi

subspesialisasi yang berfokus pada penyebab biologis dan perawatan infertilitas intervensi

Onkologi ginekologi

subspesialisasi ginekologis yang berfokus pada perawatan medis dan bedah wanita dengan kanker organ reproduksi

Kedokteran pelvis wanita dan pembedahan rekonstruktif

subspesialisasi ginekologis yang berfokus pada diagnosis dan perawatan bedah wanita dengan inkontinensia urin dan prolaps organ pelvis. Kadang-kadang disebut oleh orang awam sebagai “urologi wanita”

Operasi laparoskopi tingkat lanjut

Keluarga berencana: pelatihan subspesialisasi ginekologi dalam kontrasepsi dan penghentian kehamilan (aborsi)
Ginekologi pediatrik dan remaja
Ginekologi Menopausal dan geriatri

Kualifikasi Dokter Spesialis Kandungan

1. Lulusan dari Sekolah Kedokteran

2 tahun pertama sekolah kedokteran fokus pada pendidikan kedokteran umum, termasuk anatomi manusia dan fisiologi. Dalam 2 tahun terakhir, mahasiswa kedokteran menghabiskan sebagian besar waktunya di klinik atau rumah sakit, sebagai peserta magang bagi dokter.

2. Penempatan

Setelah sekolah kedokteran, orang tersebut dapat mempraktikkan kedokteran di bawah pengawasan dokter yang lebih senior. Ini disebut residensi. Selama tinggal, seorang dokter memilih spesialisasi mereka. Penempatan OB-GYN biasanya berlangsung selama 4 tahun dan memberi dokter kesempatan untuk mengamati dan melakukan berbagai prosedur.

3. Pemeriksaan Khusus

Setelah menyelesaikan penempatan, dokter dapat mengambil ujian khusus. OB-GYN harus mengikuti ujian lisan sehari penuh. Setelah 2 tahun lebih lanjut, mereka juga harus mengikuti ujian lisan. Enam dokter yang berbeda akan mengajukan pertanyaan kepada mereka.

4. Sertifikasi Dewan

OB-GYN yang mengejar sertifikasi dewan tambahan mungkin perlu mengikuti ujian dewan lainnya.

5. Pengembangan Berkelanjutan

Selain itu, dokter harus memenuhi persyaratan lisensi negara. Ini biasanya harus menyelesaikan sejumlah kredit pendidikan berkelanjutan setiap tahun. Sebagian besar OB-GYN adalah anggota aktif dari profesi. Lalu mereka yang aktif juga mungkin memiliki kualifikasi tambahan.Beberapa mengajar di sekolah kedokteran atau mengawasi warga. Banyak yang menerbitkan penelitian atau mengomentari publikasi akademik dokter lain. Beberapa menghadiri atau berbicara di konferensi profesional, sementara yang lain dapat mendukung pasien atau organisasi konsumen.

Prosedur yang Disediakan Oleh Dokter Spesialisasi Kandungan

Kolposkopi

Papanikolaou test atau Pap smear adalah metode screening ginekologi. Jika hasil screening Pap smear kembali normal, pemeriksaan serviks dan jaringan vagina yang lebih menyeluruh ini mungkin diperlukan.

Loop Electrosurgical Excision Procedure (LEEP)

Prosedur untuk mengangkat jaringan vagina yang tidak normal di dalam serviks. Anestesi lokal dan solusi untuk meningkatkan titik pembuangan secara visual akan diberikan selama proses. Anda dapat mengalami cairan yang encer, merah muda, kecoklatan, dan kram ringan.

Biopsi Endometrium

Prosedur yang mengumpulkan sampel jaringan dari lapisan endometrium uterus. Sampel akan diuji dan diperiksa di bawah mikroskop untuk sel-sel abnormal atau indikator kanker

Pemasangan IUD

Alat kontrasepsi berbentuk T dan ditempatkan di dalam rahim melalui serviks.

Nexplanon

Sekitar implan 4cm yang masuk ke lengan atas. Implan ini melepaskan hormon KB ke dalam tubuh dan dapat bertahan hingga 3 tahun. Jenis kontrasepsi ini memiliki tingkat keberhasilan 99% untuk pencegahan kehamilan.

Dilation and Curettage (D&C)

Prosedur rawat jalan untuk membuka (melebarkan) serviks untuk mengumpulkan sampel jaringan endometrium dengan #.

Ovarian Cystectomy

Pengangkatan suatu kista yang berdiameter lebih dari 3 inci, memiliki kemungkinan untuk menjadi kanker, atau menyebabkan rasa sakit yang konstan. Kista dapat diangkat tanpa mengeluarkan ovarium. Wanita yang tidak mengambil kontrol kelahiran menghasilkan kista kecil setiap bulan tetapi dapat menghilang dengan sendirinya. Dengan adanya dua subspesialisasi ini, lebih memudahkan masyarakat jika membutuhkan penanganan.

Apa Itu Kecil untuk Masa Kehamilan?

Ada istilah besar untuk masa kehamilan dan ada pula kecil untuk masa kehamilan. Apa yang dimaksud dengan Kecil untuk Masa Kehamilan (KMK)? KMK atau Small for Gestational Age (SGA) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan bayi yang saat lahir beratnya 90% lebih kecil dari berat bayi lain yang lahir pada usia kehamilan yang sama. Bayi KMK dapat terlihat dewasa secara penampakan dan neurologis, namun ukuran tubuhnya lebih kecil dari bayi newborn dari usia kehamilan yang sama.

Bayi KMK terjadi bisa karena faktor genetis (orangtuanya berbadan kecil), namun kebanyakan bayi KMK adalah karena masalah pertumbuhan janin yang terjadi selama kehamilan. Banyak bayi dengan KMK memiliki kondisi yang disebut Pertumbuhan Pembatasan Intrauterin (Intrauterine Growth Restriction/IUGR). IUGR terjadi ketika janin tidak menerima nutrisi yang diperlukan dan oksigen yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan organ dan jaringan. IUGR dapat terjadi kapanpun dalam kehamilan. IUGR sering disebabkan oleh kelainan kromosom, penyakit ibu, atau masalah berat dengan plasenta.

Beberapa faktor yang mungkin berkontribusi terhadap kecil untuk masa kehamilan dan/atau IUGR antara lain karena faktor ibu yang memiliki penyakit seperti tekanan darah tinggi, ginjal kronis, diabetes, jantung, kekurangan gizi, infeksi, hingga penggunaan narkoba, atau merokok. Faktor uterus dan plasenta disebabkan penurunan aliran darah di rahim dan plasenta, plasenta previa, infeksi pada jaringan di sekitar janin. Faktor perkembangan janin diantaranya disebabkan infeksi, cacat lahir, kelainan kromosom.

Bayi dengan KMK harus mendapat perhatian dan treatment yang benar karena ketika janin tidak menerima cukup oksigen atau nutrisi selama kehamilan, organ tubuh tidak tumbuh dan berkembang dengan baik. Bayi juga berisiko mengalami hipoglikemia, aspirasi mekonium yang dapat menyebabkan kesulitan bernapas, polisitemia, serta kesulitan mempertahankan suhu tubuh normal. Bayi dengan KMK harus dirawat dalam inkubator dengan suhu dan kadar oksigen yang terpantau.

Kasus bayi dengan kecil untuk masa kehamilan dapat didiagnosis melalui USG, Doppler, berat badan ibu, serta penilaian diagnostik lainnya. Untuk menghindari kasus ini terjadi pada janin Anda, pastikan Anda melakukan perawatan prenatal yang baik, serta mengidentifikasi masalah pertumbuhan janin. Berhentilah merokok atau menggunakan obat-obatan dan alkohol, serta asuplah makanan bergizi tinggi.

Apa Itu Besar untuk Masa Kehamilan?

Bayi yang disebut Besar untuk Masa Kehamilan (BMK) atau Large for Gestational Age (LGA) adalah sebutan untuk bayi yang lahir dengan berat 90% lebih besar dari bayi lain yang lahir pada usia kehamilan sama. Misalnya, jika bayi lahir pada 37 minggu memiliki berat lebih dari 10 kilogram, maka bayi tersebut tergolong BMK. Karena ukuran bayi yang tergolong besar, mempengaruhi proses persalinan, agar tidak membahayakan jiwa bayi maupun ibunya, pilihannya adalah bedah caesar.

Diabetes pada ibu adalah penyebab paling umum untuk bayi baru lahir yang BMK. Wanita yang mengalami obesitas atau yang sebelumnya telah memiliki bayi yang besar juga berisiko memiliki bayi lahir BMK pada kelahiran berikutnya. Bisa juga karena faktor genetik, seperti Beckwith-Wiedemann syndrome atau sindrom “Sotos” yang terbilang langka.

Pada dasarnya pertumbuhan berlebihan dari janin bervariasi tetapi terutama merupakan hasil dari kelimpahan nutrisi. Pada wanita hamil dengan diabetes, sejumlah besar gula (glukosa) melintasi plasenta dan menghasilkan glukosa tingkat tinggi dalam darah janin. Tingginya tingkat glukosa memicu pelepasan peningkatan jumlah insulin dari pankreas janin, sehingga percepatan pertumbuhan janin, termasuk hampir semua organ kecuali otak, yang tumbuh normal.

Komplikasi besar untuk masa kehamilan apakah itu? Komplikasi umum bagi bayi dengan BMK misalnya kelebihan jumlah sel darah merah (polisitemia), ditandai dengan warna kulit kemerahan karena terlalu banyak sel darah merah yang diproduksi. Sel darah merah ini kemudian dipecah sehingga terbentuklah bilirubin. Jika tak disertai nutrisi yang baik, muncullah penyakit kuning atau jaundice. Bayi BMK juga berisiko memiliki kadar gula darah rendah (hipoglikemia), ditandai dengan penampakan bayi yang lesu, lemas, gelisah, dan tidak menyusu dengan semangat pada beberapa hari pertama. Selain itu, bayi BMK juga mungkin memiliki masalah tertundanya perkembangan paru-paru dan berisiko tinggi cedera ketika persalinan. Setiap bayi akan dilakukan pemeriksaan kesehatan ketika lahir, untuk menjaga kesehatan bayi.

Membaca informasi besar untuk masa kehamilan apakah itu? Tentunya timbul pertanyaan selanjutnya bagaimana cara menghindari besar untuk masa kehamilan. Ibu dengan diabetes atau obesitas harus menjaga ketat asupan makanan dan rajin kontrol ke dokter untuk memantau perkembangan janin. Selain itu, olahraga dan pola tidur juga diperlukan agar janin senantiasa sehat.

Gangguan Kesehatan Pada Ibu Hamil

Selama menjalani kehamilan, sebagian besar ibu hamil mengalami beberapa gangguan kesehatan. Di trimester pertama, gangguan langganan yang dialami adalah mual dan muntah khususnya di pagi hari (morning sickness). Untuk meringankannya, konsumsilah makanan yang mengandung sedikit karbohidrat (seperti sandwich atau buah-buahan) setiap dua atau tiga jam.

Karena morning sickness, beberapa ibu hamil jadi malas sarapan. Padahal sarapan sangat penting untuk menjaga cadangan energi. Agar sarapan tetap nikmat tanpa mual, cobalah makan roti kering, biskuit, atau cereal sebelum bangun tidur di pagi hari. Hindari makanan berlemak/bersantan, dan untuk sementara tinggalkan kopi dan creamer favorit Anda. Ganti dengan lemon tea atau teh dengan aroma peppermint.

Gangguan kesehatan pada ibu hamil. Memasuki tengah trimester kedua, ibu hamil kerap merasakan heartburn atau rasa panas di ulu hati. Umumnya ini terjadi karena bayi yang sedang tumbuh menekan abdomen Anda. Makan sedikit namun sering lebih baik daripada mengkonsumsi makanan dalam jumlah besar sekaligus. Anda juga dapat mencoba tidur dengan bantal agak tinggi sehingga kepala sedikit terangkat, serta hindari makan larut malam atau berbaring setelah makan.

Perhatikan pula gejala pre-eklampsia. Ini bisa terjadi karena tekanan darah yang terlalu tinggi dalam tubuh. Gejalanya bisa diawali dengan pembengkakan pada pergelangan kaki dan tangan disertai dengan sakit kepala yang berat dan rasa tegang di tengkuk. Untuk menghindari pre-eklampsia, jagalah bobot tubuh selama hamil. Jangan kalap makan mentang-mentang ibu hamil harus “memberi makan untuk dua orang”. Penambahan porsi makan yang benar adalah seimbang antara jumlah dan komposisi gizi.

Gangguan kesehatan pada ibu hamil. Di akhir trimester ketiga, sebagian besar ibu hamil mengalami konstipasi/sembelit alias susah buang air besar. Ini disebabkan oleh perubahan hormonal yang berdampak pada melambatnya gerakan usus. Untuk menghindarinya, konsumsilah bahan makanan kaya serat seperti buah-buahan, sayur, roti gandum utuh, atau serealia, serta pastikan asupan cairan cukup yaitu 2-3 liter perhari.

Komplikasi Pada Masa Kehamilan

Masa kehamilan merupakan masa yang campur aduk bagi wanita. Bukan hanya emosi saja yang bercampur aduk, tapi juga rasa tak nyaman hingga rasa was-was akan berbagai gangguan kesehatan yang bisa terjadi pada ibu maupun pada janin dalam kandungan. Salah satunya adalah komplikasi pada kehamilan.

Ada beberapa komplikasi pada kehamilan, dari yang kerap terjadi dan dapat diatasi, hingga komplikasi yang berbahaya dan dapat mengakibatkan kematian pada ibu ataupun janin dalam kandungan. Salah satu komplikasi yang cukup berbahaya adalah keguguran. Keguguran (abortus) merupakan peristiwa ketika janin keluar sebelum waktunya secara tidak disengaja. Kebanyakan, keguguran terjadi pada trimester pertama. Hal ini disinyalir akibat kelainan kromosom pada sel telur yang membantu perkembangan janin. Gejala keguguran biasanya pendarahan sehingga bila ibu hamil menemukan bercak darah pada vaginanya, ia harus segera menghubungi bidan atau dokter.

Hampir sama seperti keguguran, kelahiran prematur merupakan komplikasi pada kehamilan ketika janin keluar sebelum waktunya (sebelum 37 minggu kehamilan). Organ tubuh bayi yang lahir prematur belum sempurna dan belum siap sehingga ia harus mendapatkan perawatan khusus agar dapat bertahan hidup. Kelahiran prematur dapat membahayakan bayi, namun sebenarnya dapat dicegah karena gejalanya bisa dideteksi seperti keram, sakit saat buang air kecil, tangan bengkak, hingga sakit punggung.

Komplikasi lain yang juga bisa terjadi adalah preeklampsia. Komplikasi ini biasanya terjadi setelah 20 minggu kehamilan, dan cukup berbahaya karena dapat memengaruhi organ tubuh yang lain, bahkan dapat mengakibatkan kematian pada ibu saat melahirkan. Ibu yang mengalami komplikasi ini harus mendapatkan perawatan khusus dan bila komplikasi semakin parah, ibu harus segera melahirkan dengan cara dioperasi. Gejala komplikasi ini adalah tingginya tekanan darah ibu hamil meskipun sebelumnya ibu belum pernah mengalami tekanan darah tinggi. Selain itu, ditemukan juga protein pada urin ibu.

Beberapa komplikasi pada kehamilan belum diketahui penyebabnya, namun gejalanya dapat dideteksi. Maka, ibu hamil sebaiknya selalu rajin memeriksakan dan mengonsulatsikan kehamilannya, terlebih bila ibu merasakan sesuatu yang tidak wajar pada kehamilannya.

Bahaya Kehamilan di Usia 40 tahun Ke Atas dan Cara Menanggulanginya

Hal ini menjadi begitu penting mengingat kehamilan di atas usia 40 tahun rentan dengan berbagai risiko dan komplikasi. Tidak hanya pada sang ibu, tetapi juga pada janin yang ada di dalam kandungannya.
Hal Yang Terjadi Pada Ibu dan Janin Apabila Ibu Mengandung di Usia 40 Tahun Ke Atas

Kehamilan adalah suatu keadaan dimana seorang wanita memiliki janin yang sedang tumbuh di dalam rahimnya. Pada kehamilan ini terjadi beragam perubahan fisiologis maupun hormonal dalam tubuh sang ibu. Di atas usia 37 tahun, kualitas dari ovum atau yang kita kenal dengan sel telur kualitasnya sudah tidak bagus. Apabila sel telur ini kemudian dibuahi sperma, maka kualitas dari janin yang dihasilkan tidaklah seperti yang diharapkan. Berbagai risiko akan timbul terkait dengan adanya bahaya kehamilan pada umur 40 tahun. Pada sang ibu, hipertensi pada kehamilan dapat terjadi. Salah satu jenis yang tersering adalah pre-eklampsia. Selain itu, diabetes gestasional (diabetes pada kehamilan) dapat pula terjadi. Begitupun dengan perdarahan post partum. Sementara pada janin, pertumbuhannya akan terhambat. Dan bukan tidak mungkin akan terjadi yang namanya kelainan bawaan, seperti Down Sindrom, yang terjadi akibat kelainan pada kromosom. Pada kelanjutan perkembangannya, jika janin itu terlahir, maka sang anak akan mengalami gangguan perkembangan dan mental.

Deteksi Dini dan Pencegahan Terkait Bahaya Kehamilan di Usia 40 Tahun Ke Atas dan Cara Menanggulanginya

Pemeriksaan ultrasonografi (USG) dapat dilakukan untuk mendeteksi apakah terdapat bahaya kehamilan pada umur 40 Tahun Ke Atas seperti misalnya sindrom Down. Selain itu, juga dapat dilakukan pemeriksaan Alpha Feto Protein dan Human Corionic Gonadotropin. Bagi para ibu hamil disarankan untuk dapat melakukan pemeriksaan antenatal secara teratur, menerapkan pola makan seimbang dan hidup sehat, dan meminum suplemen penting yang dibutuhkan saat kehamilan.

Apabila kehamilan di usia 40 tahun pun telah terjadi, tak perlu berkecil hati. Harusnya itu membuat Anda lebih memperhatikan kandungan Anda dan juga kesehatan Anda. Tetaplah waspada dan teruslah berdoa karena tidak ada yang tidak mungkin terjadi di dunia ini. Demikian beberapa Bahaya Kehamilan di Usia 40 Tahun Ke Atas dan Cara Menanggulanginya. Semoga bermanfaat ya!

Rasa Nyeri dan Bengkak pada Payudara Saat Hamil

Salah satu tanda kehamilan awal adalah adanya rasa nyeri, sedikit bengkak, atau bertambahnya kekenyalan payudara. Hal ini adalah normal dan tidak perlu dikhawatirkan.

Hal ini mulai dirasakan sejak minggu pertama, dan lebih terasa di minggu ke 4 lalu akan berlanjut terutama selama kehamilan trismester pertama. Beberapa wanita tidak akan merasakan nyeri terus menerus lagi di trisemester ke 2 walau kadang-kadang masih terasa juga.

Banyak wanita mengalami peningkatan ukuran payudara sampai 1-2 cup lebih besar. Perubahan di ukuran dan bentuk payudara ini terjadi karena ketidak stabilan dan peningkatan hormon estrogen.

Payudara menjadi sedikit bengkak karena adanya pembentukan saluran air susu dan sel-sel yang memproduksi air susu ibu dan juga karena terjadi peningkatan jaringan lemak.

Rasa nyeri pada payudara ini bisa terasa mengganggu. Gunakanlah bra yang nyaman untuk mengurangi rasa tidak nyaman. Pilihlah bra dari bahan katun tanpa kawat.

Penyebab Terjadinya Pendarahan Pada Kehamilan

Kondisi ini biasa terjadi di awal masa kehamilan, di pertengahan, hingga pada kondisi hamil tua. Ibu hamil yang mengalami pendarahan biasanya langsung panik. Kondisi yang harus disiapkan ketika mengalami hal ini adalah bersikap tenang. Sikap tenang membuat ibu akan semakin mampu menghadapinya dengan baik.

Tenangnya pikiran bukan berarti tidak melakukan apapun sebab pendarahan pada kehamilan harus diwaspadai karena bukanlah sebuah keadaan yang normal dan sehat, ibu hamil yang mengalami pendarahan harus segera memeriksakan diri ke dokter kandungan agar segera diketahui penyebab dari pendarahan dan segera mendapat penanganan dengan baik sebelum bisa membahayakan ibu dan juga janin yang ada dalam kandungan.

Beberapa penyebab pendarahan pada kehamilan baik pada trisemester pertama, menengah hingga akhir adalah sebagai berikut:

– Jika usia kehamilan masih muda atau di trisemester pertama penyebabnya adalah tahapan keguguran yang akan terjadi di dalam rahim. Pendarahan pada kehamilan periode ini umumnya hanya sedikit walau kadang juga mengeluarkan banyak darah namun tidak disertai mules.
– Pendarahan juga bisa terjadi karena kehamilan yang tidak normal misalnya perkembangan di bagian plasenta yang berubah menjadi tumor yang menyebabkan keguguran.
– Pendarahan akibat plasenta yang menutupi jalan lahir sehingga ketika terjadi kontraksi akan menimbulkan pendarahan. Kasus ini tidak banyak terjadi, namun jika terjadi si ibu hamil sebaiknya langsung dibawah penanganan dokter agar peluang melahirkan tetap tinggi. Tetapi jika pendarahan yang terjadi banyak maka harus dilakukan operasi caesar untuk menyelamatkan bayi walau bayi akan dilahirkan prematur.
– Penyakit pada mulut rahim bisa menyebabkan pendarahan walau kehamilannya dalam kondisi normal.
– Pada usia kehamilan tua, pendarahan terjadi karena plasenta letaknya rendah.

Pendarahan pada kehamilan bisa dianggap sebagai keadaan yang membahayakan ibu dan janin bahkan bisa menimbulkan kematian. Pendarahan dengan volume cairan darah yang banyak bisa mengakibatkan volume darah intravaskular berkurang sehingga menimbulkan hipoksi pembuluh darah organ-organ, akibatnya aliran darah intravaskular semakin lambat dan terjadilah kegagalan fungsi organ-organ tubuh.

Solusi Mengatasi Mual di Awal Kehamilan

Mual dan muntah di pagi hari bagi calon ibu di awal kehamilan sudah umum terjadi, biasanya kondisi ini terjadi di trisemester pertama yaitu pada 3 bulan pertama kehamilan. Sesudah bulan itu mual dan muntah otomatis hilang, walau ada juga yang masih mengalaminya di trisemester kedua tetapi hanya sedikit wanita hamil.

Mual dan muntah setiap ibu hamil pun berbeda-beda, ada yang tidak terlalu terasa ada juga yang over sehingga memerlukan pengobatan lebih lanjut. Rasa mual disebabkan oleh perubahan kadar hormonal dalam tubuh wanita akibat proses kehamilan.

Mengatasi mual di awal kehamilan ada beberapa solusi baik secara modern ataupun tradisional. Secara modern, ibu hamil biasanya diberikan obat penghilang rasa mual, secara tradisional ada yang cukup menggunakan camilan buah yang asam untuk bisa meredakannya.

Beberapa solusi mengatasi mual di awal kehamilan akan dikupas berikut ini:

– Terus makan walau dalam keadaan mual, hanya dikurangi jumlah takaran dan memperbanyak frekuensinya.
– Mengkonsumsi makanan dengan karbohidrat dan protein yang bisa membantu mengatasi rasa mual seperti buah-buahan, sayur, kentang, dan biskuit.
– Ketika bangun tidur, jangan langsung membangunkan tubuh secara tiba-tiba. Rebahan dan rileks dulu di kasur, duduk, kemudian baru perlahan-lahan berdiri.
– Jika bangun tidur sering merasa mual, simpan makanan kecil di dekat tempat tidur Anda kemudian baru berdiri setelah memakannya.
– Hindari makanan yang berminyak, berlemak, dan pedas.
– Hindari minuman yang mengandung kafein dan karbonat.
– Perbanyak minum air putih minimal 2 liter sehari.
– Bila Anda terus merasa mual, konsultasi ke dokter.
– Jika ingin mencoba pengobatan tradisional bisa dengan menyeduh secangkir air dengan jahe dan meminumnya di pagi hari. Kalau tidak berbentuk minuman, Anda bisa membeli permen jahe dan menyimpannya di tas Anda, sewaktu-waktu terasa mual bisa langsung mengunyahnya.
– Cukupkan istirahat bagi tubuh Anda, relax sambil mendengarkan musik, membaca buku atau majalah kesayangan.
– Nikmati kehamilan dengan penuh rasa syukur dan bahagia, semakin Anda menikmatinya semakin mampu mengatasi rasa mual di awal kehamilan.

Gejala Kehamilan Luar Kandungan

Jika anda sedang berencana untuk memiliki momongan atau bahkan sudah dinyatakan positif hamil, ada baiknya anda mengetahui beberapa Gejala Kehamilan Luar Kandungan. Siapa tahu saja anda mengalami hal tersebut, atau paling tidak ini akan menjadi pengetahuan berharga untuk diri anda sendiri atau untuk anda bagi dengan kerabat atau teman anda. Ada beberapa Gejala Kehamilan Luar Kandungan yang sebenarnya patut diwaspadai dari awal fase kehamilan. Inilah beberapa Gejala Kehamilan Luar Kandungan yang harus anda ketahui.

Gejala Kehamilan Luar Kandungan #1: Berhenti Haid
Gejala Kehamilan Luar Kandungan ini memang seperti halnya gejala kehamilan normal pada umumnya. Kenyataannya, Gejala Kehamilan Luar Kandungan fase awal memang serupa dengan gejala yang timbul pada kehamilan normal, salah satunya tidak datang bulan. Ini dikarenakan memang terjadi pembuahan sehingga tidak ada pengeluaran indung telur beserta darah haid seperti biasanya.

Gejala Kehamilan Minggu Pertama Secara Psikologis

Selama masa kehamilan, banyak calon ibu yang mengalami kehabisan tenaga, dan ini terutama dialami mereka yang memasuki masa-masa awal kehamilan. Gejala ini disebabkan karena tubuh yang bekerja keras memompa hormon-hormon yang penting selama masa kehamilan.

Gejala Kehamilan Minggu Pertama seperti ini sebenarnya membawa manfaat: para calon ibu diharapkan memiliki waktu istirahat yang lebih, dan tidur lebih awal di malam hari. Gejala Kehamilan Minggu Pertama umum berikutnya adalah kehilangan selera makan –umumnya hanya pada makanan tertentu. Banyak calon ibu yang tidak menghiraukan gejala ini, sehingga mereka tidak mendapat asupan nuutrisi tertentu.

Apabila anda mengalami gejala ini, dimana anda tidak ingin makan makanan sehat tertentu, sebaiknya anda mengkonsumsi makanan lain (yang mengandung nutrisi yang sama) sebagai makanan pengganti. Ngidam, atau keinginan kuat untuk makan-makanan tertentu juga merupakan Gejala Kehamilan Minggu Pertama.

Menghilangkan Pusing Saat Hamil

Perubahan hormon ketika hamil kerapkali membuat gangguan psikis maupun psikis. Salah satunya adalah kondisi pusing yang sering terjadi. Keluhan ini bisa dalam tingkat yang rendah hingga bisa menyebabkan pingsin. Penyebabnya adalah sistem kardiovaskular mengalami perubahan dramatis, seperti kenaikan detak jantung naik, akibatnya jantung memompa lebih banyak darah per menit sehingga jumlah darah dalam tubuh bertambah sebesar 40 hingga 45 persen.

Pada proses kehamilan, tekanan darah di awal kehamilan akan berkurang dengan titik terendah di trisemester kedua, sedangkan titik tertinggi pada trisemester akhir. Perubahan ini awalnya mampu diadaptasi oleh sistem kardiovaskular dan sistem saraf namun ketika keduanya tidak mampu akhirnya gejala pusing terjadi hingga bisa membuat ibu hamil pingsan.

Walau ini kondisi yang normal pada saat hamil, namun menghilangkan pusing saat hamil tentu akan membuat Anda lebih nyaman.

Beberapa hal yang memicu pusing saat hamil adalah:
– Terlalu cepat berdiri pada saat sedang duduk. Hindarilah hal ini, Anda bisa duduk dengan perlahan dan berdiri dengan perlahan, gerakkan kaki untuk melancarkan sirkulasi.
– Berbaring telentang. Kondisi penurunan sirkulasi di kaki bagian bawah pada saat hamil dikarenakan tekanan vena kava inferior yaitu vena besar yang mengembalikan darah dari bagian bawah tubuh ke jantung dan vena panggul. Maka, ketika ibu hamil berbaring telentang terlalu lama bisa meningkatkan denyut jantung, penurunan tekanan darah, sehingga memicu kondisi gelisah, mual, hingga sakit kepala ringan. Untuk Untuk itulah berbaringlah dengan seimbang antara sisi kiri dan sisi kanan bukan telentang untuk menghilangkan pusing saat hamil.
– Kurang asukan makanan dan minuman yang menyebabkan menyebabkan gula darah rendah sehingga memicu pusing atau pingsan selama kehamilan. Upayakan selama proses kehamilan, Anda meningkatkan asupan gizi dan oksigen dalam tubuh, sehingga bisa menjaga kesehatan ibu dan janin yang dikandung.
– Anemia atau kurang darah menjadi faktor lain yang menyebabkan wanita hamil mengalami pusing. Hal ini disebabkan turunnya sel darah merah untuk membawa oksigen ke otak dan organ-organ lain.
– Menghabiskan waktu di ruang yang kurang udara atau mandi dengan air terlalu panas.
– Ibu hamil memang harus berolahraga, namun berolahraga dengan kadar berlebihan bukan menghilangkan pusing saat hamil melainkan mencetuskan pusing.
– Respon vasovagal dimana terdapat penurunan tekanan darah akibat tindakan saraf vagus seperti batuk, buang air kecil atau buang air besar bisa juga membuat pusing kepala.

USG Kehamilan

Ketika melihat 2 garis biru dalam test pack, pasti Anda akan merasa senang. Langkah selanjutnya yang perlu dilakukan yaitu mengecek kandungan ke dokter kandungan. Nah, ketika telah berhadapan dengan dokter kandungan, Anda perlu mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan buat kelancaran masa kehamilan.

Pada trimester kedua kehamilan, banyak sekali persiapan yang perlu dilakukan oleh ibu untuk melindungi kesehatan ibu ataupun bayi dalam kandungan. Banyak yang berkata trimester kedua pada masa kehamilan ialah masa-masa emas, ketika ibu perlu memerhatikan konsumsi nutrisi dan gizi untuk pertumbuhan bayi dalam kandungan. Pertumbuhan bayi dalam kandungan bisa diketahui lewat proses USG. Dengan melaksanakan USG pada trimester kedua, ibu bisa memantau pertumbuhan janin secara jelas.

USG Trimester Kedua

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika melaksanakan USG pada trimester kedua, seperti :

1. Mengenali Ukuran Bayi

Mengenali ukuran bayi penting dalam proses kehamilan. Keadaan ini untuk membenarkan apakah berat badan bayi dalam sesi normal, kurang ataupun berlebihan. Bayi yang mempunyai berat badan kurang rentan hadapi persalinan prematur karena tidak tahan terhadap kontraksi yang mulai dialami pada trimester ketiga. Tidak hanya itu, bayi dengan kelebihan berat badan berisiko hadapi kesulitan saat persalinan yang menyebabkan masalah kesehatan pada bayi.

2. Ritme dan Detak Jantung Bayi

Dengan melaksanakan USG, ibu bisa mendengar ritme dan detak jantung bayi dalam kandungan. Normalnya, detak jantung pada bayi berganti-ganti sesuai dengan usia bayi dalam kandungan. Pada trimester kedua, bayi mempunyai detak jantung diantara 120 – 180 denyut jantung per menit. Anda juga dapat membenarkan keadaan bayi dari gerakannya. Hendaknya, jangan ragu untuk bertanya pada dokter bila mendapatkan perubahan pada gerak bayi.

3. Posisi Plasenta

Mengenali posisi plasenta penting untuk Anda di trimester kedua usia kehamilan. Pada proses USG dokter membenarkan posisi plasenta tidak menutup jalan lahir. Hendaknya Anda jangan takut bila hal ini terjadi, keadaan ini dapat berubah normal sesuai dengan pertumbuhan kehamilan. Tidak cuma posisi, hendaknya Anda mengenali keadaan plasenta. Plasenta yang rusak mempengaruhi pasokan oksigen dan nutrisi dan gizi yang dibawa untuk bayi dalam kandungan.

4. Jumlah Cairan Ketuban

Penting untuk memerhatikan keadaan jumlah cairan ketuban dalam kandungan. Minimnya jumlah cairan ketuban pada ibu hamil mengganggu pertumbuhan janin dalam kandungan. Tidak hanya itu, air ketuban yang sedikit menimbulkan bayi terlilit tali pusar yang menimbulkan pasokan oksigen pada bayi menurun.

5. Jenis Kelamin pada Bayi

Memasuki trimester kedua, jenis kelamin pada bayi telah bisa ditemukan. Tetapi posisi bayi yang kurang baik dalam kandungan bisa mempersulit pendeteksian jenis kelamin bayi.

Tidak ada salahnya untuk bertanya sebanyak-banyaknya pada dokter ketika lagi melaksanakan USG. Jangan lupa untuk melindungi kesehatan serta penuhi kebutuhan nutrisi selama masa kehamilan. Anda bisa cek USG 4D ini di Klinik GoMem. Cek USG dilakukan oleh dokter yang profesional dr.Beni Samsul, Sp.OG apabila Anda melakukan cek USG 4D disini maka untuk hasil foto-foto dan video USG akan otomatis masuk ke HP Anda.
Tempat USG Terdekat dan Murah USG 4D Cuma 150 Ribu

USG Trimester Ketiga

USG saat trimester 3 kehamilan bisa membantu untuk memberikan bermacam informasi penting terkait perkembangan janin. Pengecekan tersebut tidak cuma untuk mengecek keadaan tubuh Anda saja, melainkan juga untuk mengenali kesehatan janin lewat pengecekan USG abdominal ataupun transvaginal.

Sesuai rekomendasi World Health Organization, paling tidak pengecekan USG dilakukan sebanyak 8 kali pada masa kehamilan. Ketentuannya yaitu satu kali di trimester awal, 2 kali di trimester kedua dan 5 kali saat trimester ketiga. Khusus untuk trimester ketiga, pengecekan akan dilakukan pada minggu ke 30, 34, 36, 38 dan 40 masa kehamilan.

Nah, informasi apa saja yang perlu Anda tahu saat melaksanakan USG di trimester ketiga?

1. Memonitor Perkembangan Bayi

Salah satu alasan mengapa Anda melaksanakan USG di trimester 3, ialah untuk mengecek perkembangan bayi. Pada sesi ini janin yang dikandung oleh ibu hamil sudah sampai pada sesi penyempurnaan dan akan terus bertambah besar sampai nanti saatnya dilahirkan.

Tetapi, yang lebih penting Anda wajib mengetahui informasi apakah bayi menampilkan masalah perkembangan? Berat janin jadi hal yang dicek saat pengecekan USG untuk mengenali apakah terdapat masalah perkembangan, sehingga bisa dicari penyebabnya serta cepat ditangani.

2. Mengecek Volume Air Ketuban

Air ketuban menampilkan kesehatan calon anak, maka dari itu penting untuk mengecek dan memperkirakan jumlah air ketuban saat melaksanakan USG di trimester 3. Jumlah air ketuban yang sedikit maupun terlalu banyak mempunyai risikonya masing-masing.

Bila terlalu sedikit dapat mengganggu perkembangan janin di dalam kandungan.Tetapi, jumlah air ketuban terlalu banyak juga dapat tingkatkan resiko kelahiran secara prematur serta lepasnya plasenta dari dinding rahim.

3. Mengetahui Letak Plasenta

Pengecekan USG di trimester 3 juga dilakukan untuk mengetahui posisi plasenta. Anda dapat mengetahui apakah plasenta posisinya telah normal. Jangan sampai dia membatasi jalan lahir sebagian atau bahkan menutup jalan lahir secara penuh. Pada keadaan ini diperlukan USG transvaginal untuk melaksanakan pengecekan yang lebih rinci.

Dengan mengetahui kelainan letak plasenta, maka Anda dapat memikirkan apakah akan melaksanakan persalinan secara normal ataupun dengan operasi caesar. Dengan begitu Anda dapat mempersiapkan diri secepat mungkin terkait proses persalinan yang akan dilakukan nanti.

4. Mengecek Kesehatan Bayi Kembar

Anda juga dapat melaksanakan USG 4D untuk mengetahui kesehatan bayi kembar yang ada di dalam kandungan. Pada saat melaksanakan USG di trimester 3, Anda dapat mencaritahu lebih banyak informasi terkait kesehatan kedua bayi Anda dan apakah mereka berkembang secara normal atau adanya kemungkinan terjadi kelainan.

5. Mengenali Posisi Janin Saat Kehamilan Tua

Bayi memang senantiasa berpindah-pindah posisi. Melalui USG di trimester 3, Anda dapat mengetahui letak posisi si Kecil dalam kandungan. Posisi yang normal dan diharapkan menjelang hari perkiraan lahir yaitu dengan kepala janin berada di bawah.

Perlu diketahui, tidak hanya posisi normal ada bermacam-macam posisi janin seperti sungsang yang maksudnya kepala janin terletak di atas ataupun melintang. Dengan melaksanakan USG 4D di trimester 3 akan membantu tiap ibu hamil dan dokter untuk memutuskan proses persalinan yang aman.

Nah, seperti itulah beberapa hal yang perlu diperhatikan ibu hamil saat melaksanakan pengecekan USG di trimester 3. Mudah-mudahan Anda dan si Kecil bisa terus senantiasa sehat hingga proses persalinan. Jika Anda berniat melakukan pengecekan USG 4D, maka Anda bisa datang ke klinik terpercaya seperti Klinik GoMem yang ditangani oleh dr.Beni Samsul, Sp.OG

Konsultasi Dokter Spesialis Kandungan

Layanan Konsultasi oleh dokter spesialis kandungan di Klinik Kandungan GoMem. Jl. Inpres RT 04 / RW 01 Desa Margasana, Kec. Jatilawang, Kab. Banyumas, Jawa Tengah 53174. Telp. / WA / Pendaftaran Online / Konsultasi : 0811-2511-211

Konsultasi Via WhatsApp

Konsultasi Online Dokter Spesialis