KB Spiral, Kelebihan dan Kekurangan KB Spiral

KB Spiral (AKDR) – Pembahasan kali ini berhubungan dengan alat-alat kontrasepsi yang berkembang di Indonesia. Artikel ini hanya sebagai rujukan agar masyarakat Indonesia terutama ibu-ibu mengetahuinya. Pembahasan tentang macam alat kontrasepsi juga akan dilakukan satu-satu, jadi ikuti terus kilas pintas alat kontrasepsi ini.
Klinik Utama GoMem Poli Kebidanan dan Kandungan
Sebagai awal pembahasan artikel Gomem.id mengajak menengok sebentar apa dan bagaimana KB spiral itu. Selamat membaca!

KB spiral lebih dikenal demikian di masyarakat karena berawal dari bentuknya jaman dulu yang seperti pir (pegas) namun dengan perkembangan zaman bentuk tersebut lambat laun diubah menjadi seperti huruf T sehingga banyak yang menyebut sebagai KB copper T. KB spiral ini merupakan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) dimana dipasang oleh tenaga medis ataupun paramedis yang telah mendapatkan pelatihan.

KB spiral (AKDR) ini memiliki efektivitas yang tinggi dan memiliki masa penggunaan yang lama berkisar 8 sampai 10 tahun. Bagi mereka yang mempunyai daya ingat terbatas lebih dianjurkan menggunakan spiral ini karena tidak perlu mengingat jadwal minum ataupun jadwal suntik. Dan yang perlu digaris bawahi, bahwa penggunaanya tidak berefek pada hubungan suami istri karena spiral ini memiliki benang yang lembut, hanya mereka yang memiliki sensitivitas yang tinggi yang mampu merasakan keberadaan benangnya.

Walaupun memiliki beberapa kelebihan, KB spiral (AKDR) ini juga memiliki beberapa kerugiaan, diantaranya:
– Mempengaruhi siklus menstruasi. Umumnya pada 3 bulan pertama.
– Haid lebih lama dan lebih banyak.
– Perdarahan (flek) antar menstruasi.
– Saat haid kadang lebih terasa mulas.
– Tidak mencegah infeksi menular seksual termasuk HIV/AIDS.

Untuk mereka yang menginginkan melakukan pemasangan maka perlu memperhatikan waktu-waktunya, seperti :
– Saat siklus haid. Dimana dapat dipastikan bahwa saat itu tidak terjadi kehamilan. waktu yang terbaik adalah hari ke-5 haid karena darah haid saat itu tidak begitu banyak dan mulut rahim sudah mulai menutup.
– Segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama hingga 4 minggu masa nifas.
– Setelah keguguran hingga hari ke-7 dengan catatan tidak ada infeksi saat itu.

Beberapa persyaratan pemakai spiral (AKDR), yaitu :
– Usia reproduktif.
– Menginginkan penggunaan kontrasepsi jangka lama.
– Menyusui.
– Setelah keguguran tetapi tidak terdapat tanda infeksi.
– Tidak terpapar infeksi menular seksual.
– Tidak menginginkan KB hormonal
– Perokok.
– Pengguna antibiotika dan anti kejang
– Penderita tumor jinak payudara.
– Penderita kanker payudara.
– Tekanan darah tinggi.
– Varises.
– Penderita penyakit jantung.
– Penderita diabetes.
– Malaria.
– Penderita penyakit hati.
– Penyakit teroid.
– Epilepsi.

Sedangkan yang tidak boleh meggunakan :
– Sedang hamil.
– Perdarahan dari vagina yang tidak diketahui penyebabnya.
– Sedang menderita penyakit infeksi genetal.
– Sering mengalami keguguran.
– Diketahui menderita TBC pelvik.
– Kanker alat genetal.
– Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm.

Catatan untuk pengguna:
– Walaupun tidak mengingat jadwal minum pil ataupun jadwal suntik, usahakan 1 bulan untuk kontrol.
– Selama bulan pertama penggunaan, periksalah benang spiral secara rutin.
– Kembali ke klinik jika mengalami :
– Tidak dapat meraba benang spiral (AKDR).
– Merasakan bagian yang keras dari spiral (AKDR).
– Spiral (AKDR) terlepas.
– Siklus haid terganggu.
– Terjadi pengeluaran cairan dari vagina yang mencurigakan.
– Adanya infeksi.

Referensi :
Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Penerbit : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, 2003

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *